Semua itu butuh proses, kawan. Maka, tak salah orang-orang sukses itu adalah mereka yang menuhankan proses. Bagi mereka tak ada hasil tanpa adanya proses. Hasil baik adalah konsekuensi dari sebuah proses begitu pula hasil buruk adalah ganjaran dari sebuah proses. Walaupun benar, proses yang baik belum tentu menemukan akhir yang baik di ujung cerita, begitu pula sebaliknya.
Kawan, janganlah merasa rugi untuk berproses, justru semestinyalah kita merasa rugi ketika tak ada proses yang baik dalam suatu pencapaian. Disadari atau tidak, kita memang tidak dapat menghindar dari proses, cara-cara instan sekali pun yang diidentikan dengan ketidak sanggupan sesuatu menjalani proses yang semestinya, pada dasarnya telah berproses juga.
Proses merupakan salah satu nilai dasar yang membangun kehidupan, tapi alangkah sedihnya konsepsi proses telah begitu sering dilacurkan bersama dengan konsepsi-konsepsi dasar lain dalam kehidupan, seperti keadilan, kebebasan, dan kejujuran.
Proses telah menjadi tameng dari suatu ketidakmampuan. Kata proses telah memberi Mereka rasa aman saat ditagih atas janji-janji mereka tempo hari. Cukup dengan kata proses mereka telah merasa berhasil dalam suatu pengabdian dan kita percaya. Sungguh suatu penghinaan terhadap nilai luhur dalam kehidupan.
Tentunya kita semua ingin menjadi bangsa yang maju melalui serangkaian proses, tp bukan berarti kita bertahun-tahun terus dipecundangi elit yang meangatasnamakan proses demi prestise. Tanpa sadar, kita telah diberi makan proses oleh mereka dan dengan naifnya kita telan mentah-mentah proses yang telah membusuk itu.
Proses tentu jangan sampai terhenti, dan kita jangan menjadi bangsa yang mengingkari kesakralan proses. Indonesia harus tetap dan terus berproses, salah satunya adalah berproses dalam politik bukan berpolitik dalam proses. Enyahkan jargon-jargon tentang proses yang meninabobokan rakyat, mengamankan elit secara politis, dan mengingkari substansi dari makna proses itu sendiri. Proses substansinya adalah progres, namun yang terjadi proses kita hari ini lebih banyak menuai protes. ada apa hai kawan-kawan mahasiswa, kalian yang katanya kaum intelektual harus menjelaskannya pada rakyat..!!
Kawan, janganlah merasa rugi untuk berproses, justru semestinyalah kita merasa rugi ketika tak ada proses yang baik dalam suatu pencapaian. Disadari atau tidak, kita memang tidak dapat menghindar dari proses, cara-cara instan sekali pun yang diidentikan dengan ketidak sanggupan sesuatu menjalani proses yang semestinya, pada dasarnya telah berproses juga.
Proses merupakan salah satu nilai dasar yang membangun kehidupan, tapi alangkah sedihnya konsepsi proses telah begitu sering dilacurkan bersama dengan konsepsi-konsepsi dasar lain dalam kehidupan, seperti keadilan, kebebasan, dan kejujuran.
Proses telah menjadi tameng dari suatu ketidakmampuan. Kata proses telah memberi Mereka rasa aman saat ditagih atas janji-janji mereka tempo hari. Cukup dengan kata proses mereka telah merasa berhasil dalam suatu pengabdian dan kita percaya. Sungguh suatu penghinaan terhadap nilai luhur dalam kehidupan.
Tentunya kita semua ingin menjadi bangsa yang maju melalui serangkaian proses, tp bukan berarti kita bertahun-tahun terus dipecundangi elit yang meangatasnamakan proses demi prestise. Tanpa sadar, kita telah diberi makan proses oleh mereka dan dengan naifnya kita telan mentah-mentah proses yang telah membusuk itu.
Proses tentu jangan sampai terhenti, dan kita jangan menjadi bangsa yang mengingkari kesakralan proses. Indonesia harus tetap dan terus berproses, salah satunya adalah berproses dalam politik bukan berpolitik dalam proses. Enyahkan jargon-jargon tentang proses yang meninabobokan rakyat, mengamankan elit secara politis, dan mengingkari substansi dari makna proses itu sendiri. Proses substansinya adalah progres, namun yang terjadi proses kita hari ini lebih banyak menuai protes. ada apa hai kawan-kawan mahasiswa, kalian yang katanya kaum intelektual harus menjelaskannya pada rakyat..!!
0 komentar:
Posting Komentar