Cari Blog Ini

Sabtu, 06 Maret 2010

KARENA POLITIK MENGATUR DARI URUSAN RANJANG SAMPAI ALAT REPRODUKSI PEREMPUAN...

Sabtu, 06 Maret 2010 0

Politik selalu menawarkan intrik pada setiap kisahnya. Politik memberikan temaram tapi sejatinya politik itu adalah pencerahan. Tidak ada yang bisa menghindar dari politik, tidak ada yg kebal terhadap politik, politik adalah keniscayaan dan keniscayaan itu adalah takdir.

Lari dari politik adalah sia-sia, sepertihalnya anda berlari menghindari dan bersembunyi dari takdir. Lambat laun takdir itu akan menemukan anda dan kembali menggiring anda pada kenyataan yang mungkin saja pahit.

Politik benar adalah intrik, sebagian orang menganggapnya kotor dan busuk oleh karenanya, diantara kalian, mungkin saja termasuk saya, merasa muak terhadap politik. Tidak sedikit manusia yang dikecewakan oleh politik, bahkan sebagian darinya menjadi gila dan frustasi, eksesnya adalah apatisme. Ya, mereka menjadi masa bodoh dengan politik, secara tidak sadar mereka telah mencap tidak penting sesuatu yang sebenarnya menjadi dasar setiap gerak-gerik mereka diatasa negara ini.

Politik itu ibarat masalah, dan selalu menghadirkan masalah. Seperti orang bijak pernah berkata, masalah ada untuk dihadapi dan diselesaikan, lalu apakah politik ada untuk dihadapi? Karena politik mengatur aku, dia, dan kalian, bahkan sampai ke urusan ranjang, dan alat reproduksi wanita, maka politik harus dihadapi. Menyerah dari bau busuk politik adalah menyerah dari kenyataan, kenyataan…bukan mimpi! Politik itu sudah membusuk, mungkin saja bau busuk itu sengaja di ciptakan agar rakyat menjauh, jika sudah begini silakan pakai masker kalian dan bau busuk politik bukan masalah lagi!

Bermasker ria ditengah bau busuk politik adalah sikap masa bodoh itu sendiri. Mungkin itu solusi, tapi tidak menyelesaikan masalah. Cari, pikirkan, dan temukan sumber bau busuk itu maka itulah solusi. Apatisme, sama saja membiarkan segelintir orang bebas mengatur hidup kita. Kebenaran politik bukan hanya menurut mereka yang berotak sama tetapi menjadi milik berbagai kepala. Apatisme adalah harapan para demang, dan harapan mereka adalah mimpi buruk bagi kita..


*Hegemoni di depan mata, oposisi tidak ada, apakah kita masih mau ber-euforia....

CUMA ISENG AJA TEMAN, JANGAN TERLALU SERIUS NANTI CEPAT MATI..


Dalam sekejap aku mencoba menulis apa yang ingin aku tulis. sebuah ekspresi jiwa tentang citra yang kutangkap lewat indera.

Ada kalanya manusia mengenali siapa dirinya, ada kalanya pula manusia tidak menjadi dirinya sendiri. Bukan karena tidak mengenali dirinya akan tetapi karena tidak percaya dengan kapasitas dirinya. Mereka pada akhirnya lebih memilih menjadi sesuatu yang lain diluar mereka yang mereka anggap hebat.

Ada apa? mengapa? padahal kita tahu, sekeras apapun usaha kita untuk menjadi orang lain, kita tidak akan pernah menjadi dirinya. Sebaliknya, kita akan semakin berjalan jauh meninggalkan identitas, kita semakin terasing dari hal yang paling dekat, yaitu diri sendiri.

Teralau banyak orang asing diluar, orang asing bukan berarti turis atau mereka yang tidak kamu kenal. orang asing adalah mereka yang tidak menjadi dirinya. mereka yang jungkir balik berusahan menjadi orang lain. Kenapa harus menjadi orang lain? bukankah orang lain sama sengan kita? sama-sama orang yang punya kekurangan. Kalau kita tidak mau menjad diri sendiri, kenapa harus menjadi orang lain yang jelas-jelas sama memiliki kekuranga, kenapa tidak sekalian saja menjadi Tuhan................

PENGORBANA MALAM UNTUK SIANG


Malam larut dengan hati-hati, tak ingin mengusik orang2 yang sedang tertidur. Malam ingin menjalankan tugasnya dengan baik, merawat korban-korban siang, Malam selalu begitu, ia tak sedikit pun berharap dihadiahi matahari oleh tuhan.
Walau malam selalu gelap, walau malam selalu sepi, tapi malam tak berontak, ia tetap larut dengan hati-hati, perlahan, sedikit demi sedikit. Malam ingin yang tertidur tetap tertidur, dan yang terjaga merasa ingin tertidur. Karena malam ingin sendiri, karena malam ingin berbicara dalam bahasa mimpi, pelan-pelan dalam gelap.
Siang boleh angkuh dengan terik dan hirukpikuknya, tetapi malam berkuasa saat semuanya terkulai di tempat tidur, lantai, emperan toko,dan rumah-rumah kardus. Malam selalu berkorban untuk siang, ia siap tak di sapa asal manusia tak bermalam di siang hari.
Aku suka malam. Memang, siang itu putih, malam itu itu hitam. Lantas, apa putih selalu baik dan hitam selalu antagonis? bagiku filosofi hitam-putih kandas saat kita bicara siang-malam. aku merasa aman dalam hitam, dalam gelap aku selalu bersolusi akan ketamakan siang. Selamat malam..

Jatinangor, Januari 10

ANOMALI CINTA


Seperti apa cinta yang absolut itu?? Cinta yang tak bisa di ganggu gugat dan konsisten sampai mati kah? Adakah cinta seperti itu? Bahkan cinta pada tuhan pun fluktuatif..
Semua sering membicarakan cinta,tetapi terbentur pada relatifitas. Satu sama lain berbeda, pada akhirnya cinta hanya menimbulkan peperangan bagi orang yang buta indahnya perbedaan. heem..Tragis, sebuah Anomali Cinta..

KEMBALI KE TITIK NOL

Mill, Kembali ketitik nol. Hari tak pernah lupa berganti, begitu pun jam, menit, dan detik. Tidak ada yang diam yang diam adalah perubahan itu sendiri. Perubahan selalu diam, menjadi perubahan yang terus berubah. Begitupun skenario hidup, selalu dinamis, fluktuatif, dan inkonsisten. Ironis, manusia kok betah menjalani hidup dalam ketidak pastian alur. "Mengapa?" Mill bertanya pada deru napas.

"Heemm, Tuhan memang pandai mengatur ritme, saat seseorang terpuruk tuhan bangkitkan harapan dalam hatinya, alhasil orang tersebut urung menyayat nadinya dan angkat kaki dari hidup yang anjing ini. Padahal harapan bukan kenyataan, harapan hanya ilusi yang membuat kita memerlukan banyak ongkos untuk menebusnya. Yaa..ya..mungkin harapan dan kejutan yang membuat kita berjuang hidup, padahal kita tau kapanpun bisa saja kita mati. Tuhan memberi kita harapan dalam hidup yang membuat kita pergi berjuang mengejar harapan itu, padahal belum tentu kita meraihnya, tetapi disisi lain Tuhan menempatkan kematian sebagai kepastian," Mill menggerutu dalam hati..berharap Tuhan tak mendengar pergunjingan batinnya.

"Hah, sudahlah tak guna sok berfilsafat menggugat Tuhan dimalam buta, mungkin sudah nasibku jadi manusia," pikirnya. Pikiran Mill sejenak mengembara kebelakang, mengarungi belantara, gurun, samudra, dan peguningan hidup yang pernah dilintasinya.

"Aku sudah sampai di titik ini, segala pahit getir telah kuterima sebagai konsekuensi. Dan, hidup harus tetap berjalan," lagi Mill curhat pada dirinya sendiri. Didepan memang penuh ketidakpastian, kepahitan bisa saja terulang, tapi kepahitan yang membuat kita mengerti manisnya hidup. "Baiklah, saya akan jawab tantangan Tuhan bermain tekateki hidup, aku penasaran ada apa dengan hidupku didepan," Mill menceramahi dirinya. Mill sadar betul hanya satu cara untuk menyelesaikan tekateki itu, "tetap mengayuh pedal kehidupan, maka satu persatu tekateki itu akan terjawab."

Baiklah saat ini Mill berusaha lebih menikmati sisa hidupnya. Baginya menikmati hidup berarti menikmati setiap perubahan yang terjadi. Sejurus kemudia dia bangun dari pembaringannya, meraih pena dan buku mini yang menjadi kotak idenya. Tak lupa Mill menyalakan lampu meja yang juga bisa langsung di raih dari pembaringannya yang kusut.

Malam yang hening pun diisi oleh suara pena yang berselancar diatas kertas. "Lupakan hidup yang indah jika kau tidak bersetubuh dengan perubahan itu. Jika kau merenungi perubahan,dan malah diam menyesalinya, kau akan tertinggal, dilindas perubahan yang datang dari kiri, kanan, atas, bawah, depan, dan belakangmu. Air matamu tidak bisa menolong, jika kau memilih menangisi perubahan itu, tapi jika kau memilih tertawa, itu akan lebih menyelamatkanmu.."

Setelah menulis, Mill berbaring kembali. Ia menilis sebuah pesan pada Tuhan, "Terimakasih atas semua perubahan ini, hingga mengantarkanku pada titik nol, sebuah titik peralihan hasil revolusi hati. walau berdarah-darah tetapi tetap indah karena masih ada tanda tanya disana. tanda tanya itu yang membuatku tetap berdiri, walaupun belum tentu terpecahkan. Hidup ini indah dengan ketidakpastian dan aku siap untuk perubahan baru..."

"Heemm dan aku siap bermain tekateki denganmu Tuhan..." Bismillah.....

Jatinangor, Feb10

BUS YANG KUTUNGGU

Terlambat, bus sudah berjalan. Saatnya menunggu, semoga bus yang akan datang sama baiknya, atau malah lebih baik.

Di halte aku menunggu. Seharusnya aku tak perlu khawatir, karena aku menunggu di tempat yang benar. "pasti cepat lambat aku akan dapat bus baru, bus itu takan melewatkan halte ini, itu pasti," pikirku.

Tapi entah kenapa, dari tadi aku gelisah, khawatir, firasatku sepertinya tadi bus terakhir! klo benar begitu, aku akan akan jadi orang yang sangat menyesal. Saat bus itu lewat dan berhenti dihadapanku dan menaikan penumpang, aku malah diam, tak sedikitpun menghiraukannya. Aku malah asik memperhatikan jalanan, orang-orang yang lalu lalang. Bahkan aku ogah naik bus itu, jelek, kotor, dan dipadati penumpang. Namun, setelah bus butut itu berlalu, "OMG aku tak kebagian bus, kalau begini aku tak akan sampai tujuan?!"

Tak sabar, aku mondar-mandir seperti orang linglung di dalam kotak terbuka bertuliskan "H A L T E." tulisannya terang menggunakan huruf kapital, dibawahnya ada tulisan lagi bunyinya "Menunggu itu hiburan bagi yang tak punya tujuan," jelas pesan itu tak relevan bagiku, aku punya tujuan, oleh karena itu aku gelisah! "Tuhan.., kuberi tahu, tujuan yang akan ku capai sangat penting! aku siap menunggu tapi tak kali ini dan bukan untuk ini, pliss Tuhan!" aku merengek, sudah menjadi kebiasaanku merengek pada Tuhan saat tertindas.

Matahari diam-diam bersembunyi, senja menjelang. Sekarang aku duduk sendiri, mencoba tenang menikmati cahaya terakhir. Kata orang jam-jam segini bus masih ada, tapi mana?? Kalau pun ada kemungkinan aku bakal terlambat. Saat terlambat, tujuan sudah bukan tujuan lagi.

Kutengok ujung jalan, tak nampak satu pun kendaraan yang muncul. Mungkin benar ketakutanku, itu bus terakhir. Kalau sudah begini tak ada yg bisa membawaku pada tujuan. aku terdampar dalam halte. Matahari sudah menghilang, jalanan sepi. Tinggal hati yang riuh dengan rasa sesal, "kenapa kau tak ambil kesempatan itu saat bus melintas di depan hidungmu, kesempatan tak datang dua kali bodoh, dan bus itu adalah kesempatan,huuuh" aku mengadu pada diriku sendiri.

Hening, ditemani suara binatang malam. Jalanan sesekali memunculkan parodi orang2 pinggiran yang pulang memeras keringat, tapi tak ada satu bus pun yang melintas. aku berdiri kembali, tengok kiri dan kanan. "Sudahlah, Sepertinya aku takan sampai pada tujuan itu, bus itu mungkin sedang menertawaiku sekarang, sebagai pembalasan saat aku tak memilih menaikinya karena sibuk menertawai kejelekannya," lagi aku bergumam, berbicara pada halte yang dari tadi nyinyir meledekku.

Menunggu adalah pekerjaan yang sia-sia, apa lagi untuk sesuatu yang penting. Supaya tidak menunggu sebaiknya kita jangan berharap dan jangan mau diberi harapan. Seperti aku sekarang yang sudah sangat persetan bus anjing itu mau lewat atau tidak! Ternyata yang namanya menunggu dimanapun adalah salah, halte sialan ini pun tak memberi solusi! Aku capek, aku ingin bus itu kembali, bagaimanapun caranya walau dengan cara irasional sekalipun!

Mataku sudah sayu saat menangkap cahaya silau dari ujung jalan. Semakin lama semakin terang, empat buah lampu dengan suara bising yang khas, mendekat dan mendekat..kupaksakan mataku terus menatap memastikan kendaraan apa itu. sementaral tangan-tangan gaib dihatiku sigap menyusun kembali puzzle harapan yang tadi runtuh diterpa badai penyesalan.

Segalanya menjadi jelas saat kotak besi itu berhenti tepat d depan hidungku. Pintunya terbuka menurunkan beberapa penumpang yang tak aku kenal. aku masih terperangah, senang dan terkejut, tak percaya ia kembali. Ingin rasanya aku melompat dan berteriak, "Yeaah dia kembali!" Entah kenapa aku masih terpaku,seakan tak percaya.

Bus itu diam..penumpang-penumpang itu telah turun, dan pintu masih terbuka lebar, sangat lebar. Mataku tak berkedip, mulutku terbuka, aku duduk terpaku beberapa detik! Ya Tuhan, gantian bus itu menungguku! aku masih terdiam, sambil ku pandangi pintu yang lebar itu. Beberapa detik, pintu itu tetap terbuka lebar memberikan kesempatan padaku, untuk hap melompat dan masuk. Namun aku masih terperangah. lalu perlahan pintu itu mengecil..mengecil.. dan rapat. suara mesin mulai meraung-raung, lama-lama mulai meninggi! Dan breeeuuummm.....meninggalk
an jejak asap hitam pekat.

Sementara aku masih menunggu di halte.... sampai bus yang sama dengan yang kulewatkan sore tadi itu hilang menembus malam yang semakin hitam...aku tetap terpaku...

selamat tidur harapan...


Jatinangor, Maret 2010
 
RIZKI dialogue.. ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates