Cari Blog Ini

Sabtu, 06 Maret 2010

BUS YANG KUTUNGGU

Sabtu, 06 Maret 2010
Terlambat, bus sudah berjalan. Saatnya menunggu, semoga bus yang akan datang sama baiknya, atau malah lebih baik.

Di halte aku menunggu. Seharusnya aku tak perlu khawatir, karena aku menunggu di tempat yang benar. "pasti cepat lambat aku akan dapat bus baru, bus itu takan melewatkan halte ini, itu pasti," pikirku.

Tapi entah kenapa, dari tadi aku gelisah, khawatir, firasatku sepertinya tadi bus terakhir! klo benar begitu, aku akan akan jadi orang yang sangat menyesal. Saat bus itu lewat dan berhenti dihadapanku dan menaikan penumpang, aku malah diam, tak sedikitpun menghiraukannya. Aku malah asik memperhatikan jalanan, orang-orang yang lalu lalang. Bahkan aku ogah naik bus itu, jelek, kotor, dan dipadati penumpang. Namun, setelah bus butut itu berlalu, "OMG aku tak kebagian bus, kalau begini aku tak akan sampai tujuan?!"

Tak sabar, aku mondar-mandir seperti orang linglung di dalam kotak terbuka bertuliskan "H A L T E." tulisannya terang menggunakan huruf kapital, dibawahnya ada tulisan lagi bunyinya "Menunggu itu hiburan bagi yang tak punya tujuan," jelas pesan itu tak relevan bagiku, aku punya tujuan, oleh karena itu aku gelisah! "Tuhan.., kuberi tahu, tujuan yang akan ku capai sangat penting! aku siap menunggu tapi tak kali ini dan bukan untuk ini, pliss Tuhan!" aku merengek, sudah menjadi kebiasaanku merengek pada Tuhan saat tertindas.

Matahari diam-diam bersembunyi, senja menjelang. Sekarang aku duduk sendiri, mencoba tenang menikmati cahaya terakhir. Kata orang jam-jam segini bus masih ada, tapi mana?? Kalau pun ada kemungkinan aku bakal terlambat. Saat terlambat, tujuan sudah bukan tujuan lagi.

Kutengok ujung jalan, tak nampak satu pun kendaraan yang muncul. Mungkin benar ketakutanku, itu bus terakhir. Kalau sudah begini tak ada yg bisa membawaku pada tujuan. aku terdampar dalam halte. Matahari sudah menghilang, jalanan sepi. Tinggal hati yang riuh dengan rasa sesal, "kenapa kau tak ambil kesempatan itu saat bus melintas di depan hidungmu, kesempatan tak datang dua kali bodoh, dan bus itu adalah kesempatan,huuuh" aku mengadu pada diriku sendiri.

Hening, ditemani suara binatang malam. Jalanan sesekali memunculkan parodi orang2 pinggiran yang pulang memeras keringat, tapi tak ada satu bus pun yang melintas. aku berdiri kembali, tengok kiri dan kanan. "Sudahlah, Sepertinya aku takan sampai pada tujuan itu, bus itu mungkin sedang menertawaiku sekarang, sebagai pembalasan saat aku tak memilih menaikinya karena sibuk menertawai kejelekannya," lagi aku bergumam, berbicara pada halte yang dari tadi nyinyir meledekku.

Menunggu adalah pekerjaan yang sia-sia, apa lagi untuk sesuatu yang penting. Supaya tidak menunggu sebaiknya kita jangan berharap dan jangan mau diberi harapan. Seperti aku sekarang yang sudah sangat persetan bus anjing itu mau lewat atau tidak! Ternyata yang namanya menunggu dimanapun adalah salah, halte sialan ini pun tak memberi solusi! Aku capek, aku ingin bus itu kembali, bagaimanapun caranya walau dengan cara irasional sekalipun!

Mataku sudah sayu saat menangkap cahaya silau dari ujung jalan. Semakin lama semakin terang, empat buah lampu dengan suara bising yang khas, mendekat dan mendekat..kupaksakan mataku terus menatap memastikan kendaraan apa itu. sementaral tangan-tangan gaib dihatiku sigap menyusun kembali puzzle harapan yang tadi runtuh diterpa badai penyesalan.

Segalanya menjadi jelas saat kotak besi itu berhenti tepat d depan hidungku. Pintunya terbuka menurunkan beberapa penumpang yang tak aku kenal. aku masih terperangah, senang dan terkejut, tak percaya ia kembali. Ingin rasanya aku melompat dan berteriak, "Yeaah dia kembali!" Entah kenapa aku masih terpaku,seakan tak percaya.

Bus itu diam..penumpang-penumpang itu telah turun, dan pintu masih terbuka lebar, sangat lebar. Mataku tak berkedip, mulutku terbuka, aku duduk terpaku beberapa detik! Ya Tuhan, gantian bus itu menungguku! aku masih terdiam, sambil ku pandangi pintu yang lebar itu. Beberapa detik, pintu itu tetap terbuka lebar memberikan kesempatan padaku, untuk hap melompat dan masuk. Namun aku masih terperangah. lalu perlahan pintu itu mengecil..mengecil.. dan rapat. suara mesin mulai meraung-raung, lama-lama mulai meninggi! Dan breeeuuummm.....meninggalk
an jejak asap hitam pekat.

Sementara aku masih menunggu di halte.... sampai bus yang sama dengan yang kulewatkan sore tadi itu hilang menembus malam yang semakin hitam...aku tetap terpaku...

selamat tidur harapan...


Jatinangor, Maret 2010

0 komentar:

Posting Komentar

 
RIZKI dialogue.. ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates