Aku sudah bangun. Satu jam yang lalu kalau tidak salah. Aku kembali merasakan semilir angin sore yang lancang masuk dari jendela yang kubuka dari tadi, mendesir perlahan menyapu debu2 halus disekitarku, menari2 di kulitku, lalu bernyayi ditelingaku menyanyikan melodi lirih mengejekku, membuatku mengantuk kembali. Tapi, aku sudah bangun jadi rasa kantuk itu berhasil aku tangkis, dan terlempar deras kesudut kamar. Membentur dinding dan..baam.. mungkin mati seketika! Yeah dalam hati kuberteriak. Sungguh aku puas, berhasil membinasakan rasa kantuk yang teramat sangat BAJINGAN itu...
Sepertinya dia mati, kawan. Tapi aku sedih sekarang, jujur aku masih ingin kantuk itu, ingiiin.... sekarang dan selamanya. Oh..Tuhan, dia sudah tewas, satu hantaman saja berhasil membinasakannya! Ah..andai saja dia tidak pergi secepat itu, sehingga membuatku kembali terbangun, satu jam yang lalu kalau tidak salah. Kenapa dia terlalu lancang keluar dari mimpiku, menyusup kesela2 kelopakmata yang tengah tertutup rapat berjam-jam lamanya. aku benci dia pergi begitu saja, aku benci kantuk itu berhasil melarikan diri. dan kebencian itu mengalir sampai ke tanganku, alhasil kutangkis dia. aku ingin kantuk itu, .sekarang dan selamanya. karena kata uztad mati itu menyakitkan maka aku hanya ingin kantuk itu untuk menghindar.
"Ah..andai saja kau bisa d ajak kerjasama tadi sebelum aku bangun satu jam yang lalu kalau tidak salah. Aku menyesali, sungguh sial, kenapa kau pergi kantukku, kau tak tahu y aku merasa lebihnyaman dialam mimpi, bukan disini. ayo kembali segera rasa ngantuk..argh..lekas bangun..."
Huh..sudahlah, itu tak mungkin, kulihat disudut kamar rasa kantuk itu menggelepar, sekarat,dan mati. karena aku tangkis dengan kuat tadi, dia langsung tewas. "Lalu kenapa aku tangkis??" yayaya..aku sudah terlanjurmuak dengannya, pergi tanpa permisi saat bidadari mimpi tengah menari..baiklah selamat tinggal kantukku yang BAJINGAN, sekarang aku mau mencari jalan lain, moga uztad itu bohong....
Dalam diam Jatinangor, Mei 2010....
Sepertinya dia mati, kawan. Tapi aku sedih sekarang, jujur aku masih ingin kantuk itu, ingiiin.... sekarang dan selamanya. Oh..Tuhan, dia sudah tewas, satu hantaman saja berhasil membinasakannya! Ah..andai saja dia tidak pergi secepat itu, sehingga membuatku kembali terbangun, satu jam yang lalu kalau tidak salah. Kenapa dia terlalu lancang keluar dari mimpiku, menyusup kesela2 kelopakmata yang tengah tertutup rapat berjam-jam lamanya. aku benci dia pergi begitu saja, aku benci kantuk itu berhasil melarikan diri. dan kebencian itu mengalir sampai ke tanganku, alhasil kutangkis dia. aku ingin kantuk itu, .sekarang dan selamanya. karena kata uztad mati itu menyakitkan maka aku hanya ingin kantuk itu untuk menghindar.
"Ah..andai saja kau bisa d ajak kerjasama tadi sebelum aku bangun satu jam yang lalu kalau tidak salah. Aku menyesali, sungguh sial, kenapa kau pergi kantukku, kau tak tahu y aku merasa lebihnyaman dialam mimpi, bukan disini. ayo kembali segera rasa ngantuk..argh..lekas bangun..."
Huh..sudahlah, itu tak mungkin, kulihat disudut kamar rasa kantuk itu menggelepar, sekarat,dan mati. karena aku tangkis dengan kuat tadi, dia langsung tewas. "Lalu kenapa aku tangkis??" yayaya..aku sudah terlanjurmuak dengannya, pergi tanpa permisi saat bidadari mimpi tengah menari..baiklah selamat tinggal kantukku yang BAJINGAN, sekarang aku mau mencari jalan lain, moga uztad itu bohong....
Dalam diam Jatinangor, Mei 2010....
0 komentar:
Posting Komentar